Jagatkitasama.com – Pada lanjutan EPL putaran keenam kami berhasil menempelkan Gabriel Martineli (20), Leandro Trossard (45+1, 90+4), dan Kai Harvertz (90+9) pada papan pencetak gol Arsenal. Mereka adalah orang-orang yang layak mendapatkan predikat terbaik, karena disaat yang sama rival utama kami bermain seri vs Newcastle.
Kami bermain cukup keras dan penuh ketegangan, karena Liecester berharap bisa menahan kami dengan rekornya yang sama pada edisi tahun-tahun kemarin. Kami mengeluarkan strategi utama kami dengan menempatkan Havertz sendirian di depan dan Saka serta Leandro tetap di sayap. Duat Rice dan Thomas menjadi jangkar yang mengunci permainan The Fox hingga penguasaan bola benar-benar berada di tangan kami.
Pada babak pertama kami bisa unggul 2-0. Tapi pada bapak kedua, J. Justin (47, 63) berhasil mencetak dua gol yang menyebabkan kami “akan” terpaksa bermain imbang.
Bermain di kendang dan bermain imbang adalah sebuah aib, kami tidak ingin bernasib seperti si biru laut yang berhasil kami tahan di kandangnya. Kami harus menang dan membungkam tamu kami dengan berbagai strategi cerdas dan membuat mereka frustasi untuk menerima sebuah “kekalahan”.
Awalnya Liecester memarkir bus untuk mengurung gawangnya, berharap bisa mengunci kami sama halnya kami mengunci Manchester City di Etihad, dan bertahan diskor 2-2. Kami melakukan banyak serangan, tendangan dan spekulasi yang spektakuler untuk menghancurkan pertahanan mereka.
Pertandingan berjalan cukup keras, kami kesulitan untuk mengembangkan permainan kami dan tidak bisa membuka peluang yang tepat untuk mencetak gol. Tapi kami faham jika keajaiban akan tercipta dengan tumpukan tradisi, kebiasaan dan tindakan yang dilakukan berkali-kali, sehingga kami tidak pernah menyerah untuk menggempur pertahanan mereka.
Keajaiban dari tumpukan beragam serangan yang kami lakukan akhirnya berbuah hasil, Leandro berhasil merobek gawang lawan pada menit injury time. Gol yang tercetak melalui shet piece yang sudah kami latih berkali-kali dalam sesi latihan. Senjata andalan kami benar-benar ampuh dan cukup meremukkan anak asuhan S. Cooper itu, yang gagal merayakan tradisinya menahan seri kami.
Jika kami kebobolan di injury time kala di ettihad yang menyebabkan kami gagal menang, tapi tetap bisa seri, maka kali ini Liecester kebobolan di injury time oleh gol kami yang menyebabkan mereka gagal seri, dan kami menang.
Gemuruk sorak penonton di Emiratas meledak, menggelegar memenuhi atmosfir seluruh stadium. Mental pemain the Fox langsung jatuh dan mengalami tekanan untuk melanjutkana pertandingan lebih bersemangat. Dampak buruknya, pada menit terakhir menjelang beberapa detik peluit wasit berakhir, Kai Harvertz berhasil melesatkan golnya yang disentuh oleh pahanya secara tidak sengaja.
Gol penutup itu benar-benar sebuah keajaiaban, diciptakan dari sebuah ketidaksengajaan dan sebuah keberuntungan yang terbentuk dari istiqomah serangan kami berturut-turut. Kai tertawa dengan Raheem dan Bukayo, tidak menyadari jika sentuhan bah aitu berbuah gol tanpa harus bersusah payah membuat anak-anak si rubah semakin terpuruk.
Dilain pihak kami mendengar jika Manchester City seri 1-1 melawan Newcastle dan Liverpool menang atas tuan rumah Wolves 1-2. Si merah berhasil mengudeta si biru, dan kami tetap bisa menempel diurutan ketiga. Perjalanan masih panjang, dan jalan menuju keajaiban tetap kami ciptakan dengan konsistensi dan latihan secara maksimal. (Syihabuddin)