My Little Peace; Balada Seorang Ambisius (2)

My Little Peace; Balada Seorang Ambisius (2)
Kemudian Hong Joong mengatakan kepada Namjoon soal kertas yang ia bawa setiap kali mengunjungi perpustakaan pribadi miliknya. Kertas yang telah terselimut dengan darah. Namjoon menerima kertas itu secara cuma-cuma.

jagatkitasama.com – Setelah Baekyun menghilang dari sana, lelaki muda B menghampiri lelaki muda A. menatapnya seperti melihat diri sendiri. Bersimbah darah dengan pelipis yang membiarkan cairan merah mengalir dari sana, namun wajahnya masih putih bersih.

Akhirnya ia menemukannya.

Bacaan Lainnya

Menemukan dirinya sendiri yang hendak berlari dari incaran maut sang penguasa marga werewolf yang kejam. Hyun Baekyun. Werewolf yang mengincar darah kental berasal dari anak campuran Werewolf-Vampire. Dan dirinya adalah salah satunya.

“Kenapa…” Suara lelaki muda B bergetar, jemari tangannya mengerat dalam genggaman. “Kenapa kau tidak melarikan diri menyelamatkan nyawamu!!”

Lelaki muda A itu mendongak menoleh ke lawan bicaranya. Menatapnya syahdu seakan kali ini untuk terakhir kalinya ia melakukannya, wajahnya penuh dengan ekspresi yang tak terbaca, apa dia sedang menyesali akhir cerita hidupnya atau sedang menikmati hari kematiannya.

“Apa kau gila!? Apa kau tidak tahu bahwa hal itu sangat berbahaya?! Kenapa kau tidak pulang ke rumah anggota BTS itu?! Kenapa kau tidak hidup bahagia bersama mereka!!! Apa karena kau ingin menjadi manusia kau ingin seperti ini?!! KENAPA KAU INGIN MENJADI MANUSIA!!!”

Suara lelaki muda B itu meninggi, rahangnya mengeras dengan tatapan marah, dalam ingatannya tersirat beberapa potongan ingatan tentang dirinya bersama ketujuh pria yang dengan senang hati menerimanya menjadi anggota keluarga terakhir di tengah mereka.

Namun pemimpin mereka yang bernama Kim Namjoon masih terlalu dingin kepadanya meski ia sudah diterima tinggal di sana, tidak ada senyum ramah yang tergambar dari wajah Namjoon ketika mereka berpapasan, walau hal itu jarang terjadi, Namjoon seakan menghindar pandangan bila mereka berada di arah yang berlawanan.

Satu yang ia ingat tentang Namjoon, beberapa hari yang lalu ia tak sengaja memasuki perpustakaan bawah tanah milik leader BTS itu. Dan mendapatkan amukan dingin dari sang rapmonster.

“Kalau kau ingin terus berada di perpustakaanku untuk membaca buku atau membawa bukuku pergi ke kamarmu kau harus menyatatnya seperti daftar pembelian.” Dan itu adalah persetujuan bersama.

Akhirnya ia lakukan kegiatan itu setiap kali pergi ke perpustakaan pribadi Namjoon, anehnya setiap ia berkunjung Namjoon tidak ada di sana, sepanjang waktu sepanjang hari perpustakaan itu hanya membisu bersama dirinya, kedatangan Namjoon menuju ke pintu perpustakaan bawah tanah tidak pernah lagi ia harapkan kan terbit menyambutnya.

Dan cacatan itu selalu ia bawa, tertoreh di atas kertas sobekan yang ia ambil dari salah satu buku tulis miliknya, terlipat rapi di saku bajunya. Bahkan di situasi kali ini  tidak bisa membuatnya memutar kembali waktu.

Kakinya kembali berpijak di atas jalan yang penuh dengan labirin gedung-gedung kota Shuttle, tatapannya mencoba menahan air mata yang terus menyembur setetes demi setetes dari sudut matanya.

“Kau…kau bisa melihatku?” percakapan antara A dan B yang merupakan orang yang sama akhirnya dimulai.

“Aku bisa melihatmu! Karena aku  punya kemampuan melihat masa depan!! Dan sekarang aku melihat masa depanku sendiri!! Kau lebih gila dibandingkan diriku!!! Kau berasal dari diriku lima hari kedepan!!!! Apa sungguh seperti ini dirimu??!! Apa kau akan terpuruk seperti ini??? Kenapa?! Kenapa??? Jawab pertanyaanku, Hong Joong~a!!

“Kau sudah bahagia bersama anggota BTS itu!! Kau bisa mendapatkan makanan kucing lebih banyak dibandingkan saat berada di Kota Kumuh milikmu itu!! Kau bisa hidup bersama mereka, bermain bersama Yeontan yang cantik itu!! Lalu kenapa kau berlari!! Kenapa kau melarikan diri?!! Kenapa kau menyakiti dirimu sendiri, HONG JOONG~A!!!!

“Jika aku jadi dirimu, apa yang akan kau lakukan?”

“Apa kau bilang!?”

“Jika kau menjadi diriku, kau mungkin tidak akan  membiarkan itu semua terjadi. Yang dipikirkan seekor kucing sebelum mati hanyalah menyendiri di tempat sepi.”

Ucapan dirinya dari masa depan itu membuat Hong Joong terperangah, tak percaya, ucapan legendaris itu kembali diucapkan oleh dirinya sendiri. Wasiat sebelum mati.

“Tidak…” Hong Joong menggeleng pelan, “Aku hanya ingin menjadi manusia…tidak lebih…”

“Jika kau ingin menjadi manusia, kekuatanmu akan terserap. Kau tidak akan bisa kembali seperti saat ini, kau akan mati!” Dan ucapan itu hampir embuat kedua daun telinganya berdengung, nyaris ia menutupnya dengan kedua tangannya. Meski perkataan itu berasal dari dirinya yang berasal dari lima hari ke depan, rasanya hal itu pernah diucapkan oleh leader BTS…

“Hong joong~ssi!!!!” Suara dari kejauhan perlahan mendekat ke tempat dirinya berada, lantas Hong Joong menoleh. Suara itu amat sangat ia kenal, suara yang tak akan pernah menyambutnya semenjak ia tinggal bersama ketujuh bangtan itu.

“Hong Joong~ssi!! Ah, itu dia!! Hong Joong~ssi, teman-temanku mencarimu! Kenapa kau berada di sini?”

Kali ini Hong Joong menangkap tatapan itu. Orang yang ia harapkan kan mendatangi dirinya ketika sedang berada di perpustakaan.

Hyung…”

“Kenapa? Kenapa kau berada di sini?? (memandang ke sekitarnya) jalan buntu? Apa kau sedang tersesat?” Hong Joong hanya mengangguk. Hal ini bukan hal yang biasa terjadi pada dirinya, penyandang nama Rap Monster itu merupakan panutan Hong Joong, dalam bekerja juga dalam sebuah totalitas pada batasan-batasan hidup.

Ia tidak akan menyia-nyiakan ini semua, tengah hari yang begitu bahagia, Hong Joong pulang bersama tuannya. Mengubah dirinya sebagai seekor kucing hitam bermata biru.

Walau ia tahu lima hari ke depan adalah hari terakhirnya hidup di dunia, setidaknya ia pulang ke rumah terlebih dahulu. Menikmati makanan kucing untuk terakhir kalinya dan meninggalkan ketujuh bangtan tanpa berpamitan.

Namun berada di luar dugaan Hong Joong, ternyata Baekyun tidak sedang mengincarnya. Ternyata dia sedang mencari Namjoon, dan untuk kedua kalinya Hong Joong bertemu dengan Baekyun dalam dunia nyata. Lima hari kemudian, di waktu yang sama.

Hong Joong tidak ditabrak oleh truk tanpa supir, ia ditusuk Baekyun bersama para bawahannya, Hong Joong memilih melindungi Namjoon dengan cara itu. Dan Namjoon kembali menemukannya. Di tempat yang sama.

“Akhirnya…kau menemukanku lagi, hyung.”

“Jangan banyak bicara!! Darahmu keluar terlalu banyak! Aku akan membawamu ke rumah sakit!”

Kemudian Hong Joong mengatakan kepada Namjoon soal kertas yang ia bawa setiap kali mengunjungi perpustakaan pribadi miliknya. Kertas yang telah terselimut dengan darah. Namjoon menerima kertas itu secara cuma-cuma.

“Aku menuliskannya untukmu…semoga…kau menerimanya…”

“Kau telah melakukannya dengan baik, Hong Joong~ssi.”

Hyung, perutku…perih…” Ujar Hong Joong lirih sembari mendekap bagian tubuhnya yang mengeluarkan darah.

“Jangan banyak bergerak! Aku akan segera pergi ke rumah sakit. Bertahanlah!”  Dengan langkah secepat hyena, Namjoon telah sampai di depan rumah sakit dan bergegas mendekati tempat resepsionis.

“Suster!! Tolong aku!! Anakku…tidak, adikku sedang berdarahan! Aku mohon selamatkan dia!!”

“Adik?? Maaf, Tuan. Anda salah rumah sakit. Ini rumah sakit umum bukan rumah sakit hewan.”

“Apa maksudmu??!” “Anda hanya membawa seekor kucing hitam.” (Maulida Sufi Hindun)

Pos terkait