Jagatkitasama.com – Pesanan mereka pun datang, mereka segera menyantap makanan yang sudah mereka pesan sambil menunggu Sherly datang.
“Wah gawat, nenek lampir datang.” Bisik Aluna, Rani tersenyum dia tahu siapa yang di maksud Aluna, ya Gendis dan teman temannya datang. Karena pandangan Rani yang lain jadi ikut tahu maksud Aluna.
“Dia mah bukan nenek lampir.” Bantah Mawar
“Lalu apa?” Cindy mulai ikut ikutan
“Nenek Sihir.” Semua pun tertawa mendengar jawaban Mawar. Ada ada aja ya memang mereka kalau memberi julukan, dari preman sekolah berubah jadi nenek lampir lalu nenek sihir.
Merasa di perhatikan kedatangannya oleh Rani dan kawan kawan Gendis melangkah menuju ke tempat di mana Marvel berada lalu duduk di sampingnya, mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu.
“Ran, kamu baik baik saja kan?” Aluna memastikan keadaan temannya.
“Baik!”
“Kamu enggak cemburu?” Cindy menebak
“Ngapain?”
“Kamu enggak lihat, tuh mereka mesra banget enggak sih!”
“Mereka kan ketua dan wakil osis, ya wajar lah.”
“Apa kamu tidak takut kalau misalnya mereka balikan?” Kali ini Mawar memancing kecemburuan pada diri Rani, namun Rani terlihat tetap tenang tak peduli apapun yang dikatakan teman temannya.
“Hai gaesss!!” Seru Sherly yang datang tiba tiba dengan wajah yang berseri seri. “Aku punya berita bagus nih buat kalian.” Tambahnya lagi.
“Berita apaan?” tanya Aluna dan Cindy bersamaan
“Aku sama Angga terpilih untuk mengikuti lomba antar sekolah ke luar kota.”
“Wah.. selamat ya.” Ucap Mawar, di ikuti yang lain, mereka bergantian saling mengucapkan selamat pada Sherly.
Sebenarnya ada tiga siswa yang terpilih untuk mewakili sekolah yaitu Sherly, Angga dan juga Gendis, namun Gendis terpisah dia di tempatkan di kota lain, sementara Angga dan Sherly ada di satu kota.
“Pesenan aku mana?” tanya Sherly, Cindy menyodorkan mie ayam pesanan Sherly.
Rani melirik ke arah Marvel, Gendis masih ada di sana entah apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka terlihat serius membicarakan sesuatu.
Sesuai yang di rencanakan, pulang sekolah Rani dan teman temannya berkumpul ke ruangan yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul dan mendiskusikan kegiatannya. Saat mereka tengah asyik berdiskusi tiba tiba pintu ruangan terbuka dan masuk lah lima cowok anak band Cobra. Rani pun terkejut melihat kedatangan mereka.
“Mau apa kalian ke sini?” Tanya Rani
“Bukannya kita di undang ke sini!” Jawab Angga mewakili teman temannya.
“Siapa yang ngundang kalian ke sini?” Tanya Rani lagi karena dia merasa tidak mengundang mereka.
Mereka memandang satu sama lain, pandangan Rani beralih ke teman teman ceweknya.
“Siapa yang mengundang mereka?”
Cindy yang merasa mengundang kedatangan cowok cowok itu pun mengangkat tangannya.
“Aku yang mengundang mereka.”
“Kenapa?”
“Duh, Rani.. kamu lupa ya, kita kan mau mengadakan lomba nyanyi dan nge-band apa salah nya sih jika mereka terlibat?”
“Tapi kamu tidak ada maksud lain kan?”
“Apa?”
Rani melirik ke arah Adit, pacar Cindy. Cindy tersenyum dia paham apa yang di maksud Rani.
“Itu salah satunya!” Cindy tertawa tipis.
“Dasar, hati hati sama playboy.” Bisik Rani
“Dia bukan playboy lagi Rani!”
“Sudah sudah kalau kalian ngobrol terus kapan di mulainya ini?” Mawar menghentikan obrolan Rani dan Cindy, karena dia sendiri juga merasa merencanakan hal ini sama Cindy.
Setelah hampir tiga puluh menit diskusi pun selesai, lembaran yang sudah di perbaiki Aluna besok sudah bisa di pasang dan di umumkan di mading sekolah.
“Gaess kita duluan.” Cindy berpamitan
“Wihhh.. double date nih!” Singgung Aluna, tentu saja Selain Cindy dan Adit ada sepasang kekasih lagi disana yaitu Mawar dan Ryan. Mereka hanya melempar senyum lalu keluar dari ruangan.
“Angga, mau pulang bareng gak?” Tanya Sherly
“Maaf Sher, Aku mau mampir ke rumah Dewa dulu soalnya.”
“Oke deh.”
Angga dan Dewa pun keluar ruangan, tinggal satu cowok lagi yang ada di dalam yaitu Marvel.
“Ran, ada yang ingin Aku omongin!” Kata Marvel
“Apa?”
“Soal Gendis.”
“Kenapa dengan dia?”
“Maaf, tadi Aku lihat Kamu saat Aku ngobrol sama Gendis, tapi Aku berani sumpah kalau Aku Cuma ngobrol biasa sama dia.”
“Apa kamu berpikir kalau Aku bakal cemburu?”
Marvel tersenyum sudah tentu dugaannya itu salah, Rani bukan tipe orang pencemburu.
“Kalian berada di organisasi yang sama sudah tentu kamu harus menjalin kerja sama dengannya.” Tambah Rani.
“Ya kamu benar.”
“Ya udah Vel, Aku duluan ya.” Pamit Rani di ikuti Aluna dan Sherly.
Kini tinggal Marvel sendirian di dalam ruangan, Ia berpikir suatu saat bisa mengajak Rani jalan bareng tanpa melibatkan teman temannya, sejak setahun lalu mereka tak pernah jalan bareng sekalinya jalan harus melibatkan teman temannya. (Arinal Haqiqoh)